“Kesehatan mental yang baik adalah fondasi untuk kesuksesan di tempat kerja dan dalam kehidupan.”
— Arianna Huffington
Kesehatan mental yang baik akan berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas dan efisien di tempat kerja. Kesehatan mental yang baik juga memiliki peran penting dalam membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan rekan kerja.
Tapi tahukah anda kalau hubungan dengan rekan kerja tidak selalu sehat, bahkan berkelompok di tempat kerja sangat berbahaya.
Berikut 4 Fakta Gelap Berbahayanya Berkelompok di Tempat Kerja yang perlu Anda Ketahui.
Fakta #1 Monster Tersembunyi yang Membayangi
Sering kali saat interview kerja, ditanyakan apakah dapat bekerja secara berkelompok? Faktanya berkelompok di tempat kerja yang berbahaya bagi orang lain. Hal yang sering kali dianggap normal bagi sebagian orang, namun berdampak bagi orang di luar kelompok tersebut.
Mobbing
Mobbing merupakan salah satu tindakan yang berbahaya bagi orang lain. Tindakan mengintimidasi, melecehkan, atau mengucilkan seseorang secara sistematis dan dilakukan secara berulang di tempat kerja oleh sekelompok orang ataupun individu. Yang sering terjadi yaitu seorang karyawan diejek atau diisolasi oleh rekan kerja lainnya, sehingga merasa tidak diinginkan atau tidak mampu.
Korban dari mobbing dapat menjadi stres berat, depresi, gangguan cemas yang berlebih jika akan datang ke kantor atau akan berhubungan dengan sekelompok orang tertentu, bahkan beberapa orang memiliki keinginan bunuh diri.
Fakta #2 Pembentukan Kelompok Eksklusif Cenderung Mengucilkan Orang Lain
Pada dasarnya semua orang menginginkan kesuksesan dalam mengerjakan proyek atau pekerjaan, sering kali untuk mencapai kesuksesan tersebut, karyawan senior atau level manajer memiliki inner circle. Yang mana inner circle ini membuat orang lain merasa dikucilkan atau merasa tidak nyaman.
Clique
Clique merupakan kelompok kecil tertutup di tempat kerja yang memiliki ikatan kuat cenderung mengucilkan orang di luar kelompok tersebut. Yang sering terjadi kelompok ini terdapat orang yang dekat dengan pimpinan, kemudian membentuk kelompok kerja tersendiri, sehingga orang lain yang tidak masuk dalam kelompok tersebut merasa tersisih dan dianggap tidak bisa kerja oleh pimpinan.
Dampak dari clique ini sering kali menciptakan perpecahan di tempat kerja, selain itu menghambat komunikasi dan kolaborasi, serta membuat orang di luar kelompok merasa tidak dihargai dan tidak memiliki kesempatan yang sama.
Rahasia #3 Mengikuti Kerumunan: Kapan Harus dan Kapan Harus Berhenti
Mengikuti arus kelompok yang ada di tempat kerja dapat membuat seseorang menjadi lebih mudah dalam beradaptasi, berkolaborasi dan dalam melakukan proses pembelajaran lingkungan, serta mendapatkan pengalaman langsung dari rekan yang lebih berpengalaman. Namun tidak selalu kelompok yang ada selalu berpengaruh positif bagi orang lain.
Konformitas
Konformitas merupakan proses seseorang merubah perilaku, sikap maupun kepercayaan yang dipegang untuk bisa menyesuaikan diri dengan perilaku dengan kelompok yang ada. Sering kali ini terjadi karena adanya tekanan sosial, baik langsung diterima dari orang-orang yang ada di dalam kelompok, maupun tidak langsung, yang mana ini merupakan harapan dan juga kebiasaan yang tidak tertulis namun menjadi standar di dalam kelompok tersebut.
Bagi seseorang yang sering mengikuti kelompok namun tidak mampu masuk seutuhnya ke dalam kelompok tersebut, lambat laun akan mengalami kehilangan identitas diri karena kreativitas terhambat, ini menyebabkan ketidakpuasan jangka panjang pada apa yang dilakukan.
Rahasia #4 Kisah Tragis Karyawan yang Tersingkir Karena Kelompok di Tempat Kerja
“Investasi kesehatan jiwa akan berdampak pada peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Dengan kesehatan jiwa yang baik, kita akan menjadi bangsa yang lebih sehat, bahagia, dan produktif.”
— Nafsiah Mboi
Semua orang pasti ingin meningkatkan produktivitas dalam bekerja, selalu ingin memberikan yang terbaik, menunjukkan bahwa bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dan ingin membangun reputasi positif untuk menunjukkan pembuktian kepada kelompok yang ada. Namun kita masih manusia yang memiliki keterbatasan, kadang kala merasa terlalu lelah, tidak termotivasi, dan gagal dalam mengatasi tuntutan pekerjaan yang terus bertambah.
Burnout
Burnout merupakan kondisi kelelahan secara fisik maupun emosional dan bahkan stres yang berkepanjangan yang tidak teratasi dalam tempat kerja. Ini dapat disebabkan ketika seseorang merasa tidak dihargai, beban kerja yang terlalu berat, kurangnya dukungan dari atasan dan kelompok inti yang berpengaruh pada pekerjaan.
Kelompok di tempat kerja bisa menjadi sumber stres dan burnout yang luar biasa signifikan. Karena untuk membuktikan bahwa seseorang bisa kerja tidak hanya kepada atasan, namun kadang kala ada kelompok-kelompok yang membentuk opini bahwa yang tidak berada dalam kelompok tersebut merupakan orang yang tidak dapat bekerja.
Ini dapat membuat seseorang akan tersingkir, baik pemutusan hubungan kerja karena tidak dapat menunjukkan performa kerja, ataupun harus terpaksa mengundurkan diri karena tidak mampu mengikuti ekspektasi.
Dibalik 4 Fakta Gelap Terdapat 1 Fakta Terang, Seterang Mentari yang Dilihat di Atas Awan
Kesehatan mental di tempat kerja bukan merupakan hal tabu lagi saat ini, para Gen Z dan juga Milenial cenderung tidak apa-apa tidak bekerja dari pada mengganggu kesehatan mental kita. Bener?
Tapi bagi yang sedang mengalami 4 kondisi di atas, jangan buru-buru menyerah, tidak salahnya kita mengalah, mengalah bukan berati lemah. Namun ini penting karena memiliki kemampuan dalam mengendalikan ego.
Mengalah juga merupakan peluang untuk belajar, banyak hal lain yang dapat dipelajari, termasuk dalam mempelajari cara-cara baru untuk menghadapi konflik, meningkatkan kemampuan komunikasi, serta mempelajari keahlian baru.
Mengalah bukan berarti harus menerima kenyataan kalau kita tidak mampu bergabung dalam kelompok tersebut, tapi kuncinya adalah berubah. Berubah merupakan bagian alami dari kehidupan dan karir. Berani berubah berarti mengubah pola pikir negatif menjadi positif, mampu melihat peluang dan mengadaptasi diri pada potensi yang dimiliki.
Perlu diingat, kesehatan mental bukan hanya tentang mengalah dan berubah, namun juga tentang menjaga keseimbangan. Beristirahat, berolah raga, dan mencari aktivitas yang dapat meningkatkan ketenangan jiwa dan raga.
“Ini terserah Anda hari ini untuk mulai membuat pilihan-pilihan sehat. Bukan hanya pilihan yang sehat untuk tubuh Anda, tetapi juga sehat untuk pikiran Anda.”
— Steve Maraboli
Terakhir, jangan pernah menyerah dan jangan ragu untuk mencari dukungan, jangan pernah berhenti menggali potensi diri, tuangkan dan salurkan energi negatif menjadi positif.
Sebelum keluar mencari tempat kerja yang dirasa cocok dengan diri kita. Dengan belajar hal baru, merubah pola pikir, serta menjaga keseimbangan dapat menjadi keputusan bijak.
Salah satunya dapat disalurkan melalui menulis.
Dengan menulis dapat menyalurkan apa yang ingin diutarakan, dan menjadi profesi bagi orang lain, menjadi pekerjaan sampingan ataupun menyalurkan hobi bagi sebagian orang.
Jika merasa tidak memiliki kemampuan menulis, jangan khawatir karena dapat mempelajari content writing dengan mudah dan waktu fleksibel dapat melalui kelas online.
Jadi, jangan merasa gagal, jadilah orang yang berdampak dengan meningkatkan kemampuan menulis bersama impactfulwriting.com.
“Kesehatan mental…bukanlah tujuan, melainkan proses. Ini tentang bagaimana Anda mengendarai, bukan ke mana Anda akan pergi.”
— Noam Shpancer